Untuk
membuat konten Instagram Reels pun caranya tidak jauh berbeda dengan social media
TikTok, dimana kita Kita bisa merekam
video, memilih sound atau musik yang akan jadi latar belakang, menyuntingnya
dengan berbagai fitur yang disediakan, lalu mengunggahnya, dan banyak isu-isu
yang beredar di Instagram kalo kita buat konten Instagram Reels, konten kita bisa
lebih cepat terangkat di publik atau bahasa zaman sekarang nya cepat viral, bisa
jadi sih karena mungkin saja Instagram menggunakan algoritma yang sama seperti sosial
media tiktok.
Hal ini pun menimbulkan pro kontra diantara pengguna
dan pemilik Instagram dengan TikTok, ,mantan CEO TikTok Kevin Mayer tampaknya
kesal dengan pernyataan Mark Zuckerberg soal patriotisme, ia pun menyerang
Facebook (yang dimana posisi nya juga sebagai pemilik Instagram,) dengan
menyebut media sosial terbesar ini sebagai tukang tiru. Dalam kesaksian di
depan Parlemen Amerika Serikat (AS) yang membahas soal monopoli internet, Mark
Zuckerberg mengembar-gemborkan Facebook sebagai 'perusahaan kebanggaan Amerika”,
dimana si Mark berkata "Kami percaya pada
nilai-nilai - demokrasi, kompetisi, inklusi dan kebebasan berekspresi - di mana
ekonomi Amerika dibangun di atas itu, Banyak perusahaan teknologi lain berbagi
nilai-nilai ini, tetapi tidak ada jaminan nilai kita akan menang. Sebagai
contoh, China sedang membangun versi internetnya sendiri yang berfokus pada
ide-ide yang sangat berbeda, dan mereka mengekspor visinya ke negara lain,”.
Dan menurut mantan CEO TikTok pernyataan yang bersifat patriotisme ini adalah
cara yang tidak adil untuk menyerang aplikasi China buatan Bytedance ini.
Banyak juga dari user yang mengaku mereka merasakan ketika
menggunakan fitur Instagram Reels sama seperti menggunakan social media TikTok,
karena Instagram benar-benar meniru konsep dari TikTok yang saat ini sedang
hype-hypenya dan ini bukan pertama kalinya Instagram meniru konsep dari social media
lain, beberapa tahun lalu fitur Instastroy juga dikabarkan kalo Instagram meniru
dari social media snapchat saat sedang tren-trenya, namun sosial media snapchat
sekarang mulai banyak ditinggalkan. Bukan tidak mungkin TikTok juga bisa
bernasib sama seperti Snapchat, apalagi kalo Instagram berhasil memberikan
kenyamanan user interface yang lebih bagus ketimbang TikTok dan tidak berjalan
lemot serta memperbaiki apa yang jadi kekurangan di TikTok.
Secara resmi tidak ada aturan yang mengikat atau benar-benar
melarang di dalam pencurian ide pengembangan
aplikasi khususnya social media, apabila mundur kebelakang dimana pencurian ide
terhadap Snapchat yang dilakukan Instagram sebelumnya tidak ada regulasi yang
bisa melindungi Snapchat. Karena suatu ide itu meruapakan konsep yang masih
mentah untuk bagi para teknisi-teknisi mengembangkan aplikasi mereka khususnya social
media, dan jarang yang 100% benar-benar mirip, pasti ada beberapa perbedaan
dari aspek yang dikembangkan kembali. Jika fitur Instagram Reel berhasil, bisa
jadi Twitter, Facebook, bahkan WhatsApp bakal mengadopsi ide ini juga. Jadilah
media sosial kita seragam dan nggak kreatif, salah satu cara pengaplikasian didalam
teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) .
Menurut saya kalimat “pencurian ide” terdengar sedikit agak
kasar, karena hal itu juga merupakan resiko dari persaingan antarau dua hal yang
selalu ingin berkembang setiap harinya. Termasuk dalam teknologi, sebelumnya
saya ucapkan terima kasih terhadap teknolgi karena dengan adanya teknolgi hidup
kita menjadi serba mudah dan ringan, sejak kehadiran teknolgi di dunia ini yang
terus berkembang kita bisa merasakan belajar dengan cara yang lebih mudah,
mencari uang juga lebih ringan. Tapi tidak munafik, setiap teknolgi
dikembangkan pasti ada beberapa sisi yang harus dikorbankan, bukan menjadi
halangan justru inilah yang seharusnya menjadi motivasi kita untuk terus
belajar dan mengembangkan skill kita dimana skill tersebut bisa jadi di
kemudian hari digantikan teknologi, selama kita ma uterus belajar pasti akan selalu ada jalan dimana kita bisa
hidup berdampingan dengan teknolgi.